Pertengahan tahun 2003, sebuah pengalaman berharga aku dapatkan melalui sebuah nasehat dari seorang guru matematika. Saat itu aku bersekolah disebuah SMA Favorit di kota palopo. Aku memilih sekolah itu bukan karena ada rencana awal melainkan hanya sebuah kebetulan semata, mulanya terlintas di pikiran untuk mendaftar di SMK Kejuruan karena tergiur oleh sebuah iklan yang ditempel di sudut jalan, dalam iklan itu dikatakan “SMK Siap Bekerja”, ditambah lagi cerita sukses dari orang-orang yang merupakan lulusan SMK, maka aku bulatkan tekat untuk mendaftar di SMK Kejuruan. Segala persiapan aku matangkan mulai dari bangun pagi hingga persiapan mental dan fisik untuk menjalani tes penerimaan. Aku berangkat bersama beberapa teman dengan semangat 45 melebihi semangat para pejuang yang hendak ke medan tempur. Mengambil formulir pendaftaran ya.!!! benar… itulah hal pertama yang aku lakukan dilanjutkan dengan segala kegiatan formalitas yang lain. Terakhir dilakukan tes kesehatan, hingga tahap ini aku masih semangat menjalaninya, hingga akhirnya tiba saat yang ditunggu-tunggu “Pengumuman!!!” dengan wajah penuh harap (baca: harap-harap cemas) semua peserta meng-antri untuk mengetahui lulus atau tidak. Setelah sekian lama aku dengan teliti menelusuri tiap nomor tes yang terpajang, keningku mulai mengkerut, kuulangi 2 s.d 3 kali kalau-kalau ada yang terlewatkan namun hasilnya tetap sama “Aku dinyatakan tidak lulus”, ku coba mencari jawaban atas pertanyaan mengapa aku tidak lulus? namun tidak ada jawaban. Putus asa, sedih, dan segala perasaan berkecamuk, namun aku berusaha berpikir positif kataku “Ah..h.h Sang operator komputer lupa menuliskan nomor tes aku”. Mengingat hari itu adalah hari terakhir penerimaan siswa baru tingkat SMA/SMK/MA maka aku memutuskan untuk tidak segera pulang. Seorang sahabat mengatakan “masih ada satu sekolah yang membuka pendaftaran” (terjadi percakapan singkat antara aku dan dia) dengan ketus aku mengiyakan sewaktu dia mengajakku untuk mendaftar. Akupun mendaftar di sekolah itu (SMU Negeri 2 Palopo) dan dinyatakan lulus. Singkat cerita aku bersekolah di sana, SMA NEGERI 2 Palopo berjarak + 23 km dari tempat tinggalku (cukup jauh), merupakan perjuangan yang berat dalam melalui hari-hari bersekolah disana. Suatu ketika saat belajar matematika aku mendengar sebuah nasehat yang mengatakan “Kedepan ini, orang yang mampu bersaing adalah orang yang memiliki skill/keahlian, salah satunya “Komputer” nasehat itu begitu berkesan karena diucapkan oleh seorang bapak guru yang berkarakter pendiam dan serius (jarang senyum apalagi tertawa), diantara + 40 siswa yang hadir saat itu mungkin cuma aku yang menerima nasehat itu dan menyimpannya rapat-rapat. Hari itu merupakan hari pertama aku mendengar kata “KOMPUTER” sebuah kata yang mengundang rasa penasaranku. Hari demi hari hidupku diwarnai dengan kata komputer, betapa tidak untuk membuat tugas akhir aku diharuskan untuk mengetik di komputer, ditambah lagi suatu waktu aku ditugasi untuk mengerjakan dekorasi sebuah perayaan, aku terkesima ketika seorang teman dengan begitu cekatan mendesain huruf dengan menggunakan komputer, aku sempat melongo ketika dia melakukan berbagai aktifitas klik mouse di dekstop. Sampai-sampai aku menyimpulkan betapa hebatnya orang ini (maklum pertama kali liat komputer). Hingga akhirnya aku lulus SMA dengan predikat “Kurang Memuaskan” (nilai pas-pasan) aku memutuskan ke Tana Toraja tanah kelahiranku, Tana Toraja merupakan daerah pegunungan yang indah dengan kearifan dan keramah-tamahan penduduknya. Saat itu aku diperkenalkan pada seorang pemimpin perusahaan (Fritz Computer) dan ditawari untuk bekerja walaupun belum memiliki pengalaman di bidang komputer, namun aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan tekat dan semangat yang besar aku belajar sambil bekerja mulai dari juru ketik hingga operator Wartel disamping diajarkan peng-istall-lan komputer semua itu aku kerjakan dengan penuh pengabdian selama + 3 tahun (tanpa gaji). Hingga akhirnya berbuah manis ketika aku diberi kesempatan sebagai instuktur kursus bahkan diberi peluang untuk mengajar di sekolah (SMP/SMA/SMK). Satu kebanggaan karena jujur saat itu aku belum meraih gelar sarjana (hanya berbekal ijazah SMA). Hingga kini telah menyelesaikan study di Universitas Kristen Indonesia Toraja (UKI-Toraja) program study Bahasa Inggris. Sebuah hal yang begitu mustahil aku capai (maklum lahir dan dibesarkan dari keluarga terbatas). Saat ini sedang memperdalam ilmu komputer tentang e-Learning dengan menggunakan aplikasi CMS (Content Management System) berbasis moodle, dengan harapan semoga dapat membantu rekan-rekan guru dalam mempermudah proses belajar mengajar. Akhir kata semoga kisah hidup diatas dapat menjadi sebuah semangat buat mereka yang memiliki “Mimpi” karena hidup berawal dari sebuah mimpi (mengutip syair lagu Bondan Prakoso), jadi bermimpilah selagi ada kesempatan. salam “sangtorayan”
Sumber: pengalaman pribadi “Aku”